Arsip Tag: MPR

Charles Honoris Puji Penolakan Kantor Hamas di Jakarta

Masked Palestinian members of the Islamic militant group Hamas pray before their march in Jabaliya refugee camp outside Gaza City
Masked Palestinian members of the Islamic militant group Hamas pray before their march in Jabaliya refugee camp outside Gaza City

Langkah Kemenlu yang menolak keberadaan Hamas di Jakarta, dianggap langkah yang sudah tepat.

Hal ini dikatakan oleh anggota Komisi 1 dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris. Ia mengingatkan, sampai saat ini, sudah ada perwakilan Palestina di Indonesia yang diakui oleh pemerintah. Dan sudah berkantor perwakilan ini  sejak tahun 1989.

“Kami mendukung kemerdekaan bangsa Palestina, tetapi kita tidak boleh ikut terjebak dalam konflik internal Palestina yang melibatkanHamas dan Fatah. Hal ini sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 yaitu ikut menjaga perdamaian dunia dan sesuai dengan karakter politik luar negeri kita yaitu bebas dan aktif,” ujar Charles, Senin (1/12/2014).

“Kedutaan Palestina di Jakarta sudah mewakili rakyat dan bangsa Palestina. Kalaupun nanti kami sudah bisa mendirikan perwakilan di Palestina tentunya pemerintah akan mendirikannya di Ramallah dan berhubungan dengan Otoritas Palestina yang diakui oleh dunia internasional,” Charles menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI tegas menolak akses untuk Hamas mendirikan kantor perwakilannya di Indonesia. Pemerintah beralasan,  yang diakui pemerintah RI adalah Negara Palestina, bukan faksi-faksi di negara tersebut.

“Jadi, Kedutaan Palestina di Jakarta itu sudah mewakili seluruh bangsa dan rakyat Palestina,” kata Direktur Jenderal Multilateral Kemlu RI, Hasan Kleib.

Hasan menilai kelompok-kelompok di negara Palestina merupakan persoalan negera tersebut. Meski begitu, lanjut dia, pihaknya tak mempermasalahkan Hamas masuk ke dalam Kedutaan Palestina.

“Negara Indonesia hanya mengakui negara bangsa Palestina yang diwakili Kedubes di Jakarta. Bahwa ada perwakilan unsur dari kedutaan, ya silahkan saja. Tapi tidak secara terpisah membuat kantor perwakilan (Hamas),” tegasnya.

Menteri Luar Negeri sendiri, kata Hasan, akan memberikan pandangan yang sama bila DPR meminta penjelasan terkait hal tersebut.

Sebab, kata Hasan, Indonesia tidak memihak kepada salah satu faksi, melainkan memihak pada pemerintah yang resmi. “Pokoknya kami tidak bisa mendukung, karena bagi kami Kedubes Palestina sudah mewakil seluruh rakyat dan Bangsa Palestina. Apakah itu dari Faksi manapun, yang penting rakyat Palestina,” imbuhnya.

Jumat lalu, DPR RI didatangi oleh delegasi Hamas. Mereka meminta ijin DPR membuka kantor perwakilan Hamas di Jakarta.

Untuk diketahui, saat ini Palestina memiliki dua faksi kuat, Fatah dan Hamas. Keduanya, kata Gubu Besar Hukum Internasional, Hikmahanto memiliki perbedaan yang signifikan. Terutama soal bagaimana seharusnya Palestina merdeka.

Fatah melihat Israel sebagai negara, berdampingan dengan Palestina yang Merdeka. Hal ini berbeda jauh dengan ide kemerdekaan versi Hamas yang lebih militan.

“Dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina, Hamas tidak akan mengakui Negara Israel,” kata Hikmahanto.

(Tribun News)

Sumber LangitMedia

Berita Lainnya

  1. http://politikkompasiana.wordpress.com/2014/11/19/charles-honoris-sosok-kompasiana/
  2. http://politikindonesianews.wordpress.com/2014/11/19/sumpah-pemuda-menurut-charles-honoris/
  3. https://beritaasli.wordpress.com/tag/charles-honoris/

Charles Honoris : Hormati Kedaulatan Timor Leste

Charles Honoris
Charles Honoris

Masyarakat Indonesia harus menghormati kedaulatan Negara Timor Leste yang saat ini sudah diakui Dunia. Demikian disampaikan oleh Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris saat dihubungi wartawan,Kamis (9/10/2014). “Pernyataan Xanana Gusmao belum tentu mewakili aspirasi rakyat Timor Leste,” ujarnya.

Politisi yang tertarik untuk masuk di Komisi I DPR ini menambahkan, Pernyataan Xanana Gusmao terkait wacana kembalinya Timor Leste ke Indonesia adalah wacana yang harus diselesaikan oleh Timor Leste secara internal terlebih dahulu.

“Kita tidak perlu ikut berpolemik mengenai urusan dalam negeri mereka,”pungkasnya.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menghadiri Undangan Pemerintah Indonesia dalam rangka HUT TNI ke-69 yang dipusatkan di Pelabuhan Ujung, Koarmatim Surabaya, Selasa (7/10/2014).

Saat disinggung tentang kemungkinannya Timor Leste bergabung dengan pemerintah Indonesia, setelah berpisah dari NKRI, selama 15 tahun. “Timor Leste harus bergabung dengan Indonesia, kami butuh pemimpin baru,” tegas Xanana Gusmao.

Seperti diketahui, Timor Leste sebelumnya bernama Timor Timur, merupakan Provinsi ke 27 Indonesia. Namun di tahun 1999 memisahkan diri dari kedaulatan NKRI dalam referendum dibawah pengawasan PBB. (SON/njp)